jagung hidroponik

Fodder Jagung Hidroponik Joynim Farm

Hidroponik

Hidroponik adalah sistem bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah. Media yang digunakan dalam hidroponik hanya media cair dan nutrisi-nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.

Bertanam dengan sistem hidroponik memiliki beberapa keuntungan.

Sistem bertanam hidroponik bisa menghasilkan produk tanaman yang besar dengan periode yang lebih cepat dan lahan yang lebih sempit daripada pertanian tradisional.

Penggunaan pestisida dan obat-obatan kimia yang hampir tidak ada merupakan keunggulan tersendiri dari pertanian hidroponik.

Dengan hidroponik, produksi tanaman dapat dihasilkan sepanjang tahun dan tidak bergantung pada musim karena tanaman yang ditumbuhkan dengan sistem hidroponik tumbuh dalam kondisi tertutup atau terproteksi.

Fodder hidroponik

Hidroponik juga dapat diaplikasikan untuk menghasilkan pakan hewan ternak atau fodder.

Sistem fodder hidroponik biasanya dengan cara menyemai biji-bijian sereal seperti barli, gandum, sorgum dan jagung atau bisa juga biji-bijian legum seperti alfalfa.

Kalau di luar negeri, biasanya yang dipakai untuk fodder hidroponik adalah rumput barli karena memiliki kandungan nutrisi tertinggi. Namun tidak menutup kemungkinan untuk jagung juga bisa dikembangkan.

Sistem fodder hidroponik terdiri atas rak-rak yang digunakan untuk menempatkan baki atau nampan sebagai tempat menyemai biji fodder.

Setelah benih direndam semalaman, biji di sebar ke nampan atau baki. Selama masa perkecambahan, biji dijaga supaya dalam keadaan lembab tapi tidak berlebihan atau air jangan sampai menggenang.

Nampan atau baki biasanya dilubangi sebagai drainase sedangkan penyiraman dan pemberian nutrisi diatur melalui sprayer otomatis atau manual.

Benih untuk fodder biasanya mulai berkecambah dalam waktu 24 jam dan dalam waktu 5 – 8 hari sudah tumbuh dengan ketinggian sekitar 15 – 20 cm.

Setelah fodder diambil dari nampan, langsung bisa diberikan ke ternak kambing. Ternak kambing bisa memakan keseluruhan bagian dari fodder, baik daun, batang dan akar.

Pakan fodder merupakan pakan dengan limbah yang sangat sedikit. Sebagian kambing mungkin tidak mau memakan karena belum terbiasa. Namun hal itu bisa diatasi dengan cara membiasakan pakan fodder tersebut.

Tempat paling ideal untuk membuat hidroponik adalah greenhouse.

Karena dengan greenhouse dapat mengontrol kondisi suhu, cahaya dan kelembapan.

Kondisi lingkungan yang tepat adalah di suhu 70 derajat Fahrenheit, kelembapan 60% dan pencahayaan 16 jam per hari.

Untuk hal ini, bukan tidak mungkin untuk membuat fodder hidroponik membutuhkan investasi yang cukup besar.

Cara membuat fodder jagung hidroponik

Secara sederhana, fodder hidroponik bisa dibuat dengan sistem yang sederhana.

Rak-rak yang sederhana dan nampan-nampan yang dapat dibeli di pasaran. Tanpa pengatur suhu, kelembapan dan cahaya tambahan.

Berikut adalah cara-caranya:

1 . Cuci benih jagung, buang kotoran yang mengambang.

2 . Rendam dengan air hangat kuku atau air dingin atau air plus mikroba 2 cc./ liter air. pilih yang mana terserah.

Perendaman selama 12 jam ke atas. ( minimal 12 jam ).

3 . Tiriskan. lalu masukkan kantong plastik gelap atau ember dan tutup rapat selama 12 jam.

4 . Setelah keluar calon akar, sebarkan tipis satu shaf ( jangan bertumpuk ) dan tutup pakai plastik atau kain kaos sampai keluar bakal daun.

5 . Buka penutup dan lakukan penyiraman secara kontinyu. Penyiraman boleh memakai alat siram apa saja.

Bisa pakai semprot, bisa pakai gayung, yang penting praktis.

Lebih ringan dan praktis pakai pompa aquarium. Kontruksi diatur sedemikian rupa agar air bisa sirkulasi naik turun bolak balik , sehingga bisa hemat air.

6 . Pada umur 6 hari, batang mulai merah. Pemanenan dilakukan apabila sudah memenuhi 10 x berat benih( biasanya tidak sampai 10x) , atau ketebalan akar kira kira 5 cm. atau terserah anda tergantung keinginan.

7 . Sebelum dikasihkan ternak, fodder diangin anginkan dulu supaya akar bisa kering dari air, bukan kering dijemur.

Pakan dari Fodder hidroponik  itu masih muda dan fresh sepadan dengan rumput yang masih segar. Oleh karena itu, pakan fodder hidroponik biasanya memikiki palatibilitas yang tinggi.

Kesulitan dalam mengembangkan fodder hidroponik di indonesia adalah iklim yang tropis sehingga mudah sekali untuk berkembangnya jamur.

Di bawah ini adalah gambar dari fodder jagung hidroponik yang pernah saya coba lakukan.

akar jagung hidroponik bersih sehingga bisa dimakan ternak

jagung hidroponik yang tidak tumbuh bisa busuk

jagung hidroponik terkena jamur

Mengenai ketidak sempurnaan dari jagung hidroponik di atas karena terdapat beberapa kendala. Kendala – kendala ini saya tulis pada bagian akhir dari postingan ini.

Kandungan gizi fodder hidroponik

Biji fodder yang berkecambah akan berubah kandungan nutrisinya. Enzim yang bekerja selama perkecambahan akan merubah zat-zat kompleks menjadi lebih sederhana.

Misalnya zat pati akan diubah menjadi gula sederhana, protein menjadi asam amino, dan lemak diubah ke dalam asam lemak.

Fodder hidroponik juga mengurangi jumlah zat anti nutrisi seperti asam phitat.

Pakan fodder hidroponik mengalami penurunan jumlah total energi.

Meningkatnya persentase jumlah protein berakibat pada hilangnya bahan kering fodder.

Pakan fodder hidroponik memiliki kandungan air yang tinggi. Menurut laporan analisis bahan pakan ternak, pakan fodder hidroponik mengandung bahan kering antara 12-15 %.

Bahan kering tersebut apabila biji jagung yang masih ada tidak dihitung.

Faktanya, jika pemanenan hanya dalam usia 8 – 10 hari, dalam fodder jagung masih terdapat biji jagungnya. Meskipun bentuknya sudah tidak utuh lagi.

Jumlah bahan kering tersebut sangatlah sedikit apabila dibandingkan jumlah bahan kering biji yang mencapai 90%.

Intinya, fodder jagung hidroponik memang memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi daripada bij jagung.

Pada bagian selanjutnya dari artikel ini , nanti bisa dilihat berapa kandungan nutrisi dari fodder jagung hidroponik ini.

Sebagai perbandingan, kita harus tahu berapa kandungan nutrisi dari biji jagung itu sendiri.

Supaya nanti bisa menemukan perbedaan kandungan nutrisi antara biji jagung dan fodder jagung hidroponik.

Kandungan nutrisi biji jagung adalah sebagai berikut.[1]

Kandungan nutrisi biji jagung (% Berat Kering)

Bahan kering

89,97

Abu

1,65

Protein Kasar

10,69

Serat Kasar

1,29

Lemak kasar

3,11

BETN

83,25

Fodder jagung mahal atau murah?

Apabila kandungan air pada pakan fodder hidroponik diabaikan, biaya pakan fodder hidroponik sangat murah.

Misal perKG biji jagung harganya Rp. 3.000,- setelah menjadi 10 kg fodder maka per kg pakan fodder hidroponik biayanya Rp. 300,-.

Hitungan ini seolah pakan fodder hidroponik bisa menjadi solusi untuk menyediakan pakan ternak kambing yang murah.

Sepertinya sangat sulit untuk bisa mencapai berat segar fodder jagung sampai 10 kali lipat.

Apalagi panen fodder dilakukan pada usia 8 – 10 hari.

Dari beberapa sumber literatur produksi hijauan dari fodder jagung ini hanya berkisar antara 2 – 3 kali lipat.

Akan tetapi, apabila fodder dikonversi ke bahan kering sebenarnya pakan fodder hidroponik ini sangatlah mahal.

Dengan bahan kering 12% maka dari 10 kg pakan fodder hiroponik hanya ada 1,2 kg bahan kering.

Biaya per kg bahan kering hampir sama dengan harga biji. Belum termasuk ekstra tenaga untuk perawatan fodder hidroponiknya.

Jadi, sebenarnya biaya pakan fodder hidroponik sama seperti harga pada umumnya, misalnya hay jagung atau silase jagung.

Belum lagi apabila produksi fodder hidroponik tidak mampu mencapai 10 x lipat dari benih fodder.

Upaya memaksimalkan produksi fodder jagung hidroponik

Semaksimal apa hasil yang diinginkan dalam menanam jagung hidroponik?

Hal – hal yang mungkin bisa diupayakan adalah memberi pupuk. Pupuk yang bisa digunakan adalah pupuk hidroponik atau pupuk yang lain.

Selain menggunakan pupuk, bisa mengatur kepadatan benih. Benih yang terlalu padat akan menyebabkan benih bertumpukan dan hasilnya akan tidak maksimal.

Tapi, apakah semua itu efektif? Apakah produksi fodder hidroponik bisa lebih banyak?

Kita akan sama – sama lihat pada beberapa penelitian berikut ini.

Menggunakan pupuk pada fodder hidroponik[1]

Pada penelitian kali ini, pupuk yang digunakan adalah pupuk AB-Mix dan bioslurry. Bioslurry itu limbah lumpur dari pengolahan biogas.

Penjelasan mudah mengenai bioslurry ini adalah seperti ini.

Anda pasti pernah dengar tentang membuat biogas dari kotoran sapi.

Untuk mendapat biogas ini kan kotoran sapi dicampur dengan air kemudian dimasukkan dalam reaktor atau tampungan.

Hasil dari membuat biogas ini ada dua. Pertama berupa gas dan kedua adalah campuran kotoran sapi dan air yang ada di tampungan tadi.

Campuran kotoran sapi dan air yang sudah tidak mengeluarkan gas tadi, namanya bioslurry.

Selain menggunakan pupuk, fodder hidroponik ini juga ingin diketahui produksinya dari kepadatan bibit.

Hasil terbaik produksi jagung hidroponik dari penelitian tersebut adalah dengan kepadatan benih 3,5 kg per meter persegi dan pupuk bioslurry 25% + AB-mix 75%.

Singkatnya, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Jagung hidroponik ini dipanen pada umur 8 hari.

ParameterJumlah
Tinggi tanaman (cm)

24,9

Berat segar (gram/tray)

929,33

Berat segar (per kg biji)

2655,24

Bahan Kering (gram)

215,13

Kadar air (%)

69,8

Abu (%BK)

5,99

Protein Kasar (% BK)

13,97

Serat Kasar (%BK)

5,54

Lemak Kasar (%BK)

4,47

BETN (%BK)

70,03

Kecernaan BK

84,62

Kalau Anda merasa kerepotan jika ingin menggunakan bioslurry, maka bisa pakai pupuk yang AB-mix saja.

Masih dalam penelitian yang sama, hasil jagung hidroponik dengan menggunakan pupuk AB-mix ini adalah seperti pada tabel di bawah.

Isi tabelnya saya tambah dengan kepadatan 3 kg per meter persegi dan 3,5 kg per meter persegi.

Maksud kepadatan ini adalah sepert ini.

Apabila tray atau nampan yang akan ada gunakan ukurannya 50 cm x 50 cm, maka per meter perseginya butuh 4 nampan.

Jadi untuk kepadatan 3 kg/m-2, 1 kg benih jagung dibagi 4. Begitu pula untuk yang kepadatan 3,5 kg/m-2.

Parameter

Kepadatan

3 kg/m-23,5 kg/m-2
Tinggi tanaman (cm)

28,37

28,8

Berat segar (gram/tray)

674

923,33

Berat segar (per kg biji)

2246,67

2639,05

Bahan Kering (gram)

198,98

227,19

Kadar air (%)

74,94

75,45

Abu (%BK)

7,93

5,11

Protein Kasar (% BK)

14,09

14,57

Serat Kasar (%BK)

3,92

5,39

Lemak Kasar (%BK)

5,4

4,7

BETN (%BK)

68,66

70,23

Kecernaan BK

77,51

74,28

Kendala membuat jagung hidroponik

Kalau Anda hendak membuat fodder jagung untuk pakan ternak, sebaiknya siapkan tenaga dan waktu ekstra.

Hal ini karena banyak kendala yang kemungkinan mungkin dan harus diatasi.

Menurut analisa saya kendala – kendala tersebut adalah seperti ini:

Pertama.

Produksi hijauan dari fodder jagung mentok diantara 2 – 3 kali lipat biji.

Ini jika fodder di panen pada usia 8 – 10 hari setelah berkecambah.

Pasalnya pada usia tersebut, pertumbuhan jagung masih mengambil sumber makanan dari biji.

Artinya tidak mengambil nutrisi dari sumber luar, misalnya pupuk.

Pemberian pupuk tidak akan memberikan penambahan produksi yang fantastis.

Hanya sedikit lebih banyak.

Jika mengharapkan produksi hijauan yang lebih banyak, maka fodder harus dipanen pada usia yang lebih lama. Sebulan misalnya.

Tapi kalau sebulan, ya mending tidak usah ditanam dengan cara hidroponik. Di tanah saja malah hasilnya lebih baik.

Keuntungannya kalau hidroponik bisa di tanam dengan cara vertikal atau ke atas.

Makanya di atas tadi saya katakan siapkan tenaga dan waktu lebih.

Kedua.

Untuk mendapatkan bibit dengan tingkat perkecambahan yang tinggi itu cukup sulit.

Kita tidak mungkin kan menggunakan bibit yang harganya mahal hanya dibuat untuk fodder.

Kemungkinan besar kita mendapat bibit dari poultry yang biji jagung memang ditujukan menjadi pakan langsung. Artinya kualitas bijinya tidak terstandard untuk di tanam.

Memang, ada upaya untuk memaksimalkan supaya biji yang berkecambah optimal.

Diantaranya adalah merendam biji ke dalam air kemudian membuang biji yang mengapung dan busuk.

Selain itu ada yang merendam biji dengan cairan hipoclorit. Tujuannya untuk menghilangkan jamur pada biji.

Jadi, biji selama proser berkecambah tidak ditumbuhi jamur.

Setelah direndam, supaya cepat berkecambah biji jagung ditutup dengan penutup yang tidak tembus cahaya. Bisa menggunakan plastik mulsa, kain katun atau spon.

Lalu, seberapa efisien langkah ini?

Mengenai hal ini, dari penelitian yang pernah dilakukan tingkat perkecambahan tertinggi hanya sebanyak 68,89%.[2]

Artinya, meskipun sudah di seleksi secara manual, masih terdapat sekitar 30% biji jagung yang kemungkinan besar tidak tumbuh.

Ketiga.

Biji yang tidak tumbuh mempunyai resiko berjamur yang cukup tinggi.

Kenapa bisa tinggi?

Biji jagung yang dalam kondisi lembab bahkan basah selama 8 hari berturut – turut apa tidak berisiko tinggi akan munculnya jamur?

Apalagi busuk. Kalau sampai busuk berarti ada mikroorganisme merugikan yang mungkin bisa sangat merugikan.

Saya kira ke tiga hal tersebut menjadi poin yang cukup penting untuk dipertimbangkan.

Akan tetapi jika Anda yakin bisa mengatasi ketiga hal tersebut, maka fodder jagung hidroponik nya lanjutkan.

Tanpa ketiga hal tersebut, jagung hidroponik untuk pakan ternak memang joss dan sangat baik kandungan nutrisinya.

Referensi:

[1] Melisa, Dara. 2014. Evaluasi Produksi dan Kualitas Nutrisi Hijauan Jagung (Zea mays L.) dari Penanaman Hidroponik. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Bogor.

[2] Prihartini, Rini. 2014. Hydroponic Fodder Sebagai Pakan Alternatif untuk Memenuhi Kekurangan Hijauan bagi Sapi Perah Selama Musim Kemarau. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Bogor.

2 comments

  1. penelitiannya sudah selesai.

  2. Amazing bgt karyanya bangg

    Boleh ikut tim penelitiannyaa???

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *